Senin, 02 Mei 2016

SURABAYA (PAHLAWAN JULUKANNYA)

Kota Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya) dan akhirnya menjadi kota Surabaya. Surabaya sebagai kota terbesar kedua memiliki sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia. Kota ini mendapat julukan kota pahlawan. Dari puluhan dan ratusan kota di Indonesia, mengapa Kota Surabaya yang disebut sebagai kota Pahlawan ?


Predikat Kota Pahlawan dianugerahkan kepada Surabaya, untuk mengabadikan “Semangat Juang Arek-Arekn Suroboyo”. Tidak hanya berawal dari peristiwa keroik pada tanggal 10 November 1945saja, tetapi dikaikan dengan sejarah terbentuknya ranah perkampungan Surabaya. Itupun berlanjut hingga masa perjuangan, mempertahankan dan mengisi kermerdekaan Indonesia itu sendiri. Artinya, semangat juang anak Surabaya itu sejak dari zaman Majapahit, saat kelahiran Surabaya. Dipertahankan sepanjang masa. Semangat juang dan kepahlawanan itu melekat sebagai jati diri Surabaya dari dulu, hingga kini dan sampai nanti


Sebernarnya itulah hakekat yang diinginkan oleh Dwitunggal Plokamator Kemerdekaan Indonesia, Soekarno-Hatta. Mereka berdua, sebagai saksi sejarah tentang semangat kepalawanan “Arek-Arek Suroboyo” dalam perjuangan mempertahankan Indonesia di tahun 1945. Bung Karno juga terkesan dengan peristiwa perobekan bendera di Hotel Orange atau Hotel Yamato di jalan Tunjungan yang di kenal dengan ”insiden bendera” tanggal 19 September 1956. Maka sejak saat itu, kegiatan perlawanan masyarakat Surabaya terhadap penjajah dan kaum colonial semakin hebat dan gigih, maka Bung Karno dan Bung Hatta langsung datang ke Surabaya. Hingga terjadi puncak perjuangan orang Surabaya, tanggal 10 November 1945. Lima tahun kemudian, kesan Bung Karno terhadap semakin mendalam. Ide pembangunan Tugu Pahlawan di Kota Surabaya, langsung mendapat perhatian Bung Karno. Untuk pertama kali di tahun 1950, Bung Karno menetapkan tanggal 10 November sebagai “Hari Pahlawan”. Sekaligus, Surabaya mendapat perdikat “Kota Pahlawan”.